loading...
Seorang pemain bola pastinya ingin memiliki impian membela tanah kelahirannya. Hal tersebut saat ini tengah dialami oleh pemain muda timnas Indonesia U-16, yaitu Muhammad Supriadi.
Pemain timnas Indonesia U-16 tersebut saat ini tengah menjadi sorotan rakyat Indonesia karena aksi hebatnya diajang piala AFF U-16. Bermain diposisi winger, pemain satu ini membuktikan kelasnya sebagai pemain berkualitas.
Banyak pengamat yang menilai sosoknya sebagai calon bintang besar timnas Indonesia dimasa mendatang. Namun dibalik itu semua, Supriadi memiliki kisah yang pahit dan memilukan sebelum bersinar di timnas U-16 saat ini.
Air Mata Ibunya Menetes Karena Tidak Bisa Membelikan Sepatu yang Bagus Untuk Supriadi
Dikutip dari bola.com (03/08/2018), "Saya ini orang ngga punya, dulu saya sempat putus asa bagaimana cari uang untuk membayar iuran anak saya ketika ikut turnamen ke luar kota apalagi bapaknya Supriadi ini kerjanya serabutan dan sakir-sakitan. Hutang kesana kemari dan mendapat bantuan dari para orang tua pemain lain di klubnya Rungkut FC Supri baru bisa ikut turnamen," ungkap Kalsum, Ibu dari Supriadi.
Hal yang membuat kita tersentuh dan terharu lagi disaat Supriadi yang bertanya kepada ibunya tentang sepatu temannya bagus-bagus tapi kenapa ia tidak bisa memiliki sepatu seperti mereka, saat itu juga Ibu dari Supriadi meneteskan air matanya.
Saat itu juga Ibu dari Supriadi meyakinkan anaknya jika sepatu bagus belum menjamin permainan seorang itu bagus, dan pada akhirnya sang ibu memberikan saran agar Supriadi terus berusaha tampil bagus agar bisa memiliki apa yang ia inginkan.
Saat ini Supriadi selangkah sudah mampu membuktikan dengan aksinya di timnas Indonesia U-16. Supriadi harus konsisten dan mengembangkan bakatnya dan tak larut dengan prestasinya sekarang yang justru terkadang bisa menjadi perusak karirnya dimasa depan.
Bagaimana menurut sahabat UCers, apa pendapat kalian tentang kisah perjuang seorang Supriadi hingga bisa menjadi bintang timnas U-16? Apa usulan kalian untuk anak muda yang berprestasi di Indonesia yang berasal dari keluarga kurang mampu?